Senin, 03 April 2017

Makalah Komunikasi Nonverbal dalam Bisnis

2.1.      Pengertian Komunikasi Bisnis

            Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai kegiatannya dengan melakukan proses produksi. Lebih jelasnya bisa dijelaskan sebagai berikut:
·         Dalam komunikasi, yang diproduksi dinamakan informasi, sedangkan dalam bisnis, yang diproduksi adalah barang dan jasa.
·         Bisnis dan komunikasi menyampaikan produk tersebut kepada pihak lain. Dalam komunikasi, pihak lain disebut communicator, audience, destination, dst. Sementara dalam kegiatan bisnis pihak lain sering disebut konsumen, klien, buyer, dst.
·         Komunikasi dan bisnis sama-sama menimbulkan reaksi tertentu dan mempunyai hambatan-hambatan yang spesifik.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau sinyal.
Ada lima komponen penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :
a.       Pengirim pesan (sender atau komunikator).
b.      Pesan yang dikirimkan (message).
c.       Bagaimana pesan tersebut disampaikan (delivery channel atau media).
d.      Penerima pesan (receiver atau komunikan).
e.       Umpan balik (feedback) atau effect. 
Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
·         Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
·         Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan komunikan.
·         Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
·         Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
·         Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
·         Pencapaian tujuan organisasi, salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.

2.2.      Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi nonverbal adalah pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata dari pada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan menggunakan kata-kata akan lebih mudah dikendalikan daripada dengan menggunakan bahasa isyarat (gerakan badan/tubuh) atau ekspresi Wajah. Hal ini disebab oleh sifat komunikasi nonverbal yang spontan. Ketika seseorang mendengar berita yang menyenangkan, ekspresi wajah seseorang nampak cerah ceria, seolah-olah tanpa beban. Namun, bila seseorang mendengar berita yang kurang menyenangkan yang menyangkut diri sendiri, keluarga, atau teman karib, maka dengan cepat ekspresi wajah seseorang akan mudah berubah menjadi murung, lesu, lemah, tak bergairah, seolah-olah hampa dunia ini.
Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi kecurangan atau rnenegaskan kejujuran orang lain. Maka, tidaklah mengherankan bila seseorang lebih percaya pada pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat verbal. Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat verbal (seperti tulisan). Namun, ia tidak dapat sepenuhnya menutupi apa yang sedang terjadi pada dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi Wajahnya. Manakala wajah seseorang murung atau cemberut, maka dapat diduga bahwa seseorang sedang menghadapi suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga, atau masalah bisnis di kantornya.
Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audien juga dapat menangkap artinya dengan cepat.
Coba perhatikan para petugas penyaji makanan dan minuman (dalam bahasa jawa disebut sinoman) di suatu acara resepsi yang sedang melakukan tugasnya. Pada umurnnya mereka merniliki bahasa-bahasa isyarat tertentu yang dapat dipahami oleh teman-ternan rnereka untuk menunjukkan tempat-tempat mana yang sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan atau minuman. Contoh lain, kerika seorang karyawan berusaha rnemanggil temannya yang sedang asyik mengobrol di suatu tempat yang agak jauh. Ia dapat menggunakan isyarat nonverbal seperti bertepuk tangan sambil melambaikan tangan untuk memanggil temannya tersebut. 
Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:
·      Seseorang yang mengigit giginya sendiri (istilah Jawanya: getem-getem) untuk menunjukkan kemarahan.
·      Seseorang yang sedang tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan orang lain biasanya untuk mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan.
·      Seseorang yang membuang muka (istilah Jawanya: mlengos) adalah untuk menunjukkan suatu sikap rasa tidak senang terhadap orang lain.
·      Seseorang yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap menolak atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu.
·      Seseorang yang menganggukkan kepala adalah sebagai tanda setuju atau OK.
·      Pernahkah Anda memperhatikan seseorang yang grogi (nervous) saat berpidato did epan umum? Coba simak dengan baik, bagaimana gerak tangan dan kakinya? Bukankah tangan dan kakinya bergerak atau bergetar secara tak teratur, bagaikan seseorang yang sedang kedinginan (bahasa Jawanya: ngewel)

2.3.      Komunikasi Non-Verbal dalam Berbisnis.

            Komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur. Namun, komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal adalah sangat penting terutama untuk menyampaikan perasaan dan emosi seseorang. Kebaikan atau keunggulan dari komunikasi non-verbal dalam bisnis adalah sebagai berikut :
·         Kesahihannya (Reabilitas)
Salah satu kebaikan komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat.
·         Sulit Dimanipulasi
Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata dari pada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan menggunakan kata-kata akan lebih mudah dikendalikan daripada dengan menggunakan bahasa isyarat (gerakan badan/tubuh) atau ekspresi Wajah. Hal ini disebabkan oleh sifat komunikasi nonverbal yang spontan.
Ketika seseorang mendengar berita yang menyenangkan, ekspresi wajahnya nampak cerah ceria, seolah-olah tanpa beban. Namun, bila seseorang mendengar berita yang kurang menyenangkan yang menyangkut diri sendiri, keluarga atau teman karib, maka dengan cepat ekspresi wajahnya akan mudah berubah menjadi murung, lesu, lemah, tak bergairah dan seolah-olah dunia telah runtuh.
·         Mudah Mendeteksi Kecurangan atau Kejujuran Orang Lain
Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan kejujuran orang lain. Maka, tidaklah mengherankan bila seseorang lebih percaya pada pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat verbal.
Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat verbal (seperti tulisan). Namun, ia tidak dapat sepenuhnya menutupi apa yang sedang terjadi pada dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi wajahnya. Manakala wajah seseorang murung atau cemberut, maka dapat diduga bahwa seseorang sedang menghadapi suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga, atau masalah bisnis di kantornya.
·         Efisien
Komunikasi nonverbal sangatlah penting, artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak audien juga dapat menangkap artinya dengan cepat. Coba perhatikan para petugas penyaji makanan dan minuman (dalam bahasa Jawa disebut sinoman) di suatu acara resepsi yang sedang melakukan tugasnya.
Pada umumnya mereka memiliki bahasa-bahasa isyarat tertentu yang dapat dipahami oleh teman-teman mereka untuk menunjukkan tempat-tempat mana yang sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan atau minuman. Contoh lain, ketika seorang karyawan berusaha memanggil temannya yang sedang asyik mengobrol di suatu tempat yang agak jauh. Ia dapat menggunakan isyarat nonverbal seperti bertepuk tangan sambil melambaikan tangan untuk memanggil temannya tersebut.
·         Dapat Membantu Menentukan Kredibilitas dan Potensi Kepemimpian Seseorang
Jika seseorang dapat belajar mengelola kesan yang telah dibuat dengan bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara dan penampilan, maka seseorang akan dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan kata lain, seorang manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik.
Ia harus tahu bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnisnya kepada para bawahannya. Pada saat kapan suatu pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan dan kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan.
·         Dapat Menafsirkan Maksud Maupun Sikap Mereka Secara Lebih Akurat dan Lebih Tepat
Jika seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan nonverbal yang disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud maupun sikap mereka secara lebih akurat dan lebih tepat. Apabila Anda berurusan dengan para karyawan, klien, ataupun para konsumen, coba perhatikanlah secara seksama pesan-pesan yang mereka sampaikan.
Apabila sikap karyawan Anda menunjukkan gejala-gejala kurang atau menurun semangat kerjanya, sering melakukan mogok kerja, mogok makan, maka apa dan bagaimana langkah-langkah yang perlu Anda lakukan? Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa pentingnya seorang pemimpin harus peka terhadap sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh bawahannya.

Kita telah menyesuaikan diri dengan komunikasi nonverbal sejak anda pertama kali mempunyai kontak dengan orang lain, tetapi perhatian khusus pada sinyal-sinyal tersebut di tempat kerja akan mendorong kemampuan anda untuk berkomunikasi dengan lebih suskes lagi. Berbagai variasi sinyal nonverbal hapir tidak ada batasnya, tetapi anda dapat dengan segera memahami dasar-dasarnya dengan mempelajari lima kategori umum :
·         Ekspresi Wajah. Wajah anda merupakan tempat utama yang mengekspresikan emosi anda; wajah anda mengungkapkan tipe dan intensitas perasaan anda. Mata anda terutma sangat efektif dalam menunjukkan perhatian dan minat, memengaruhi orang lain, mengatur interaksi, dan membangun sifat dominan.
·         Gerak isyarat dan sikap tubuh. Dengan menggerakkan atau tidak menggerakkan badan, anda mengekspresikan pesan-pesan spesifik dan umum, beberapa dengan sengaja dan beberapa dengan tidak sengaja. Banyak gerak isyarat –misalnya lambaian tangan – mempunyai maksud khusus dan disengaja. Tipe lain gerakan tubuh biasanya tidak sengaja mengekspresikan pesan yang lebih umum. Membungkukkan badan, miring ke depan, perasaan gelisah, dan berjalan dengan cepat semuanya adalah sinyal yang tidak disadari yang menunjukkan apakah anda merasa percaya diri atau gugup, bersahabat atau bermusuhan, tegas atau pasif, epnuh kekuatan atau tanpa kekuatan.
·         Karakteristik vokal. Suara anda juga membawa pesan-pesan yang disampaikan dengan sengaja atau tidak dengan sengaja.
·         Penampilan pribadi. Orang merespons orang lainatas dasar penampilan fisik mereka, kadang-kadang dengan adil dan ahli di waktu lain dengan tidak adil. Walaupin tipe badan dan fitur wajah seorang individu mempunyai keterbatasan, kebanyakan orang mampu mengendalikan penampilan mereka sampai tingkat tertentu. Kerapian rambut, berpakaian, aksesoris, gaya—anda dapat mengendalikan semua ini. Bila tujuan anda adalah membuat kesan yang baik, pakailah gaya orang yang ingin anda buat terkesan.
·         Sentuhan. Sentuhan merupakan cara penting untuk menyatakan kehangatan, kenyaman, dan penenteraman hati. Sentuhan sebenarnya mempunyai arti yang begitu kuat sehingga sentuhan di atur oleh kebiasaan budaya yang menentukan siapa dapat menyentuh siapa dan dengan cara bagaimana dalam berbagai keadaan. Di amerika Serikat dan Inggris, misalnya, orang biasanya jarang saling menyentuhbila deibandingkan dengan orang di Prancis atau Kosta Rica. Namun, bahkan dalam setiap norma budaya sikap individual tentang sentuhan dapat sangat berbeda. Seorang manajer mungkin merasa nyaman menggunakan pelukan untuk mengeekspresikan dukungan atau ucapan selamat, tetapi bawahannya mungkin mengartikan pelukan tersebut sebagai cara untuk menunjukkan dominasi atau ketertarikan seksual. Sentuhan merupakan subjek bahasan yang kompleks. Saran terbaik ketika Anda bingung mengenai hal ini, jangan menyentuh.
·         Waktu dan tempat. Seperti sentuhan, waktu dan tempat dapat digunakan untuk menegaskan kuekuasaan, menunjukkan keintiman, dan mengirim pesan nonverbal lainnya. Misalnya, beberapa orang mencoba untuk menunjukkan kepentingan mereka sendiri atu mengabaikan orang lain denagna membuat orang lain menunngu; beberapa orang lain menunjukkan rasa hormat dengan datang tepat waktu.

2.4.      Komunikasi yang Efektif dalam Bisnis

Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu :
a.       Menulis;
b.      Membaca;
c.       Berbicara; dan
d.      Mendengar.
Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai rintangan dalam komunikasi, maka perlu diperhatikan tiga hal sebagai berikut:

1.      Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati.
Langkah pertama yang perlu Anda perhatikan dalam berkomunikasi adalah Anda perhatikan apa yang menjadi maksud dan tujuan berkomunikasi dan audience Anda. Katakan apa yang dikehendaki oleh audience Anda, gunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami, tidak bertele-tele, jelaskan point-point yang penting, dan jangan lupa tekankan dan telaah ulang point-point yang penting.
2.      Minimisasi gangguan dalam proses komunikasi.
Melalui pemilihan saluran komunikasi secara berhati-hati, Anda akan dapat membantu audience Anda untuk dapat memperhatikan apa pesan yang Anda sampaikan. Kalau suatu pesan disampaikan secara lisan, akan efektif bila lokasi atau tempat penyampaian pesan teratur, rapi, nyaman, sejuk dan sebagainya.
3.      Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan.
Agar pemberian umpan balik (feedback) tersebut memberikan suatu manfaat yang cukup berarti, cara dan waktu penyampaianya harus direnanakan dengan baik. Kalau komunikator menghendaki umpan balik yang cepat, dapat di pilih sarana komunikasi yang cepat misalnya melalui telepo atau tatap muka secara langsung.
Ide-ide cemerlang berkaitan dengan komunikasi efektif banyak dikemukakan penulis-penulis kontemporer, sebagai hasil penelitian mendalam tentang dunia komunikasi modern seperti beberapa yang dilansir berikut ini.
Gagasan perlu ditampilkan secara bernalar (memenuhi kaidah reasoning atau penalaran) agar dapat dipahami oleh seorang pembaca. Juga teks-teks yang yang dipilih untuk menyampaikan secara akurat berbagai makna yang akan dikeluarkan penulis harus tidak ambigu (bermakna ganda) agar sebuah gagasan tidak disalahpahami seorang pembaca (Hernowo, 2001).
Gagasan adalah modal dalam komunikasi, gagasan yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan adalah komuni kasi yang bermaksud agar pihak lain memahami dan mengetahui secara pasti apa yang ingin disampaikan. Dari kutipan di atas bahwa sebuah informasi dalam komunika si berbentuk tulisan harus masuk akal bagi orang lain dan tidak bermakna ganda sebagai upaya agar informasi yang disampaikan melalui tulisan tersebut tidak disalahartikan oleh pembacanya. Biasa terjadi dalam dunia kerja, pimpinan memberikan suatu bentuk pesan tertulis baik berupa instruksi kerja maupun sekedar info rmasi yang sifatnya memberikan pesan motivasional dalam bekerja, tidak dipahami oleh para karyawan dan bawahan akibat bahasa yang tertulis dalam informasi yang disampaikan terlalu birokratis, terlalu intelektuil, atau tidak dapat dipahami melalui nalar seorang karyawan.
Rob Abernathy dan Mark Reardon (2001) mengemukakan bahwa para ahli neuro-linguistic mengingatkan kita akan keampuhan bahasa untuk mendapatkan asosiasi mental. Anda dapat memberikan makna lebih dalam dan pemahaman lebih jernih dari presentasi anda dengan menggunakan bahasa setiap modalitas (visual, auditori, kinestetik).
Senada dengan itu Bobby dePoterter et.al. menyatakan bahwa otak terdiri dari tiga jalan utama atau modalitas, untuk memproses rangsangan yang datang kepada kita dari dunia di luar diri kita. Ketiga modalitas ini, visual, auditori al, dan kinestetik, merupakan saluran komunikasi yang membantu memahami isi pesan (informasi) dari sebuah komunikasi.
Modal visual dalam berkomunikasi merupakan kemampuan untuk menciptakan dengan jelas gambaran apa yang ingin disampaikan dalam sebuah komunikasi. Modal auditorial mengupayakan bagaimana agar pihak penerima informasi atau lawan komunikasi dapat mendengarkan melalui telinga mereka dengan cara memberikan penjelasan atau dialog yang penerima mampu mencerna semua penjelasan tersebut. Terakhir kinestetik sebagai modal komunikasi efektif berupa gerakan-gerakan fisik yang membuat lawan komunikasi lebih tertarik pada apa yang disampaikan dan terlebih dapat memahami dengan jelas bagaimana suatu cara harus diperbuat dengan mencontohkan gerakan-gerakan tertentu.
Memperjelas model komunikasi ini, kita ambil sebuah contoh di dalam training rekruitmen tenaga kerja baru untuk mempersiapkan karyawan yang terampil dalam bidang pelayanan costumer bank sebagai seorang teller yang biasa berhadapan dengan orang banyak. Pihak Human Resources Departemen (HRD) perusahaan memberikan presentasi dengan menggunakan peralatan-peralatan audiovisual dan menampilkan gambar-gambar, bagan, dan pola-pola grafis tertentu, selain membuat ketertarikan apa yang disampaikan, biasanya cara ini membuat audiens lebih cepat memahami isi penyampaian dalam komunikasi ini. Selanjutnya, HRD juga memperdengarkan contoh speaking style dari peralatan audio vidual tersebut bagaimana seharusnya cara berbicara yang menarik kepada para customer dan membuat mereka merasa dihargai. Selanjutnya contoh modal kinestetik adalah memperagakan dengan gerakan tubuh untuk mengajari para calon teller bagaimana berkomunikasi non verbal (bahasa tubuh) kepada costumer.
Ini hanya salah satu contoh pemanfaatan modal dalam berkomunikasi dalam dunia kerja, banyak contoh lain seperti dalam rapat, memberikan instruksi kerja, dan lainnya yang menjadikan komunikasi antar pimpinan dengan bawahan atau sesama level kerja dapat tercipta dengan efektif.

DAFTAR PUSTAKA


Budi, Ichsan Setyo. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Prastuti, Doddy. 2007. Business Communication. Jakarta: PT Indeks.
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Arifin, Anwar. 1988. Ilmu Komunikasi Sebagai Pengantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers.
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.


Jumat, 10 Maret 2017

Komunikasi Verbal dan NonVerbal

2.1 Pengertian Komunikasi Verbal dan Non Verbal.


1.    Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan karena kenyataannya ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non-verbal dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.[1]
Komunikasi verbal ternyata tidak semudah yang kita bayangkan, simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal yang disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.
Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefenisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek individual kita.
2.    Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata. Ini meliputi tidak hanya gerakan dan bahasa tubuh, tetapi juga bagaimana kita mengucapkan kata-kata, infleksi, jeda, nada, volume, dan aksen. Tanda-tanda non verbal terlihat dari tampilan wajah dan gerakan tangan.

Dengan demikian dalam komunikasi, lambang non verbal digunakan untuk mempertegas lamabng verbal. Komunikasi verbal sebagai pengoperan atau penyampaian pesan tidak menggunakakn lambang komunikasi bahasa lisan atau tulisan.[2]
Banyak Komunikasi Verbal yang tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dengan waktu bersamaan. Melalui komunikasi non-verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dengan berbagai macam perasaan lainnya.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri diantaranya adalah bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna, dan intonasi suara. Secara  sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Sebagaimana kata-kata, kebanyakan isyarat non verbal juga tidak universal, melainkan terikat budaya, jadi dipelajari bukan bawaan.

2.2 Perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal

Perbedaan pertama, prilaku komunikasi verbal saluran tunggal, cenderung untuk mengambil satu tempat dalam satu saluran, sedangkan perilaku nonverbal bersifat multisaluran, sering terjadi secara bersamaan di dua atau lebih saluran.
Kata-kata datang dari sumber, misalnya yang diucapkan orang yang kita baca dalam media cetak, tetapi isyarat nonverbal dapat dilihat, didengar, dirasakan, dibaui, atau dicicipi, dan beberapa isyarat boleh jadi berlangsung secara simultan. Bila kita mendengar suatu kata dalam bahasa asing yang tidak diketahui, kita dapat memeriksanya dalam kamus atau buku tentang frase dan memperkirakan apa yang dimaksud pembicara. Kita dapat pula meminta pembicara mengulangi dan menjelaskan kata yang diucapkannya. Namun kita sulit mengecek apa makna perilaku nonverbal pembicara, meskipun kita bisa mengajukan pertanyaan ganjil, ”Anda baru saja tersenyum dan mengerakkan kepala anda seperti ini; Apa maksud Anda?”
Kedua, pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal sinambung. Artinya, orang dapat mengawali dan mengakhiri pesan verbal kapanpun ia menghendakinya, sedangkan pesan nonverbalnya tetap “mengalir,” sepanjang ada orang yang hadir didekatnya. Ini mengingatkan kita pada salah satu prinsip komunikasi bahwa kita tidak dapat tidak berkomunikasi, setiap perilaku punya potensi untuk ditafsirkan.
Jadi meskipun Anda dapat menutup saluran linguistik Anda untuk berkomunikasi dengan menolak berbicara atau menulis, Anda tidak mungkin menolak berperilaku nonverbal. Seorang penulis mempelajari fakta ini dari produser film Sam Goldwyn ketika ia menyajikan proposalnya untuk sebuah film baru. “Mr. Goldwyn,” penulis itu memohon, “Saya akan menceritakan sebuah kisah yang sensasional. Saya hanya meminta pendapat Anda, dan Anda tertidur.” Goldwyn menjawab, “Bukankah tertidur juga suatu pendapat?” dalam konteks ini, Erving Goffman menyarankan bahwa terdapat expression given dan expression given off yang pertama merupakan komunikasi verbal untuk menyatakan informasi, yang kedua merupakan komunikasi nonverbal terlepas dari apakah hal itu disengaja atau tidak.
Meskipun seorang individu dapat berhenti berbicara, ia tidak dapat berhenti berkomunikasi melalui idiom tubuh, ia harus mengatakan suatu hal yang benar atau salah. Ia tidak dapat mengatakan sesuatu. Secara paradoks, cara ia memberikan informasi tersedikit tentang dirinya sendiri meskipun hal ini masih bisa dihargai adalah menyesuaikan diri dan bertindak sebagaimana orang sejenis itu diharapkan bertindak.
Ketiga, komunikasi nonverbal mengandung lebih banyak muatan emosional daripada komunikasi verbal. Sementara kata-kata umumnya digunakan untuk menyampaikan fakta, pengetahuan, atau keadaan, pesan nonverbal lebih potensial untuk menyatakan perasaan seseorang, yang terdalam sekalipun, seperti rasa sayang atau rasa sedih. Ketika lamaran anda untuk bekerja, untuk mendapatkan beasiswa atau memperistriseseorang ditolak, anda mungkin berkata, “tak apa-apa,” tetapi ekspresi wajah pandangan mata anda boleh jadi menunjukkan kekecewaan yang mendalam.
Jika terdapat pertentangan antara pesan verbal dan pesan nonverbal, kita biasanya lebih mempercayai pesan nonverbal, yang menunjukkan pesan sebenarnya, karena pesan nonverbal lebih sulit dikendalikan dari pada pesan verbal. Kita dapat mengendalikan sedikit perilaku nonverbal. Namun, kebanyakan perilaku nonverbal diluar kesadaran kita. Kita dapat memutuskan dengan siapa dan kapan berbicara serta topik-topik apa yang akan kita bicarakan, tetapi kita sulit mengendalikan ekspresi wajah senang, malu, cuek, ngambek, anggukan atau gelengan kepala, kaki yang mengetuk-ngetuk lantai dan sebagainya.[3]
Keempat,  kesadaran dan perhatian, maksudnya selama beberapa dekade terakhir komunikasi nonverbal telah muncul sebagai suatu bidang studi ilmiah yang ekstensif, juga sebagai topik artikel popular dan buku. Tapi komunikasi verbal tetap menerima lebih banyak perhatian.
Penekanan ini sangat terlihat ketika menangani pelatihan dua bidang ini disekolah. Kemampuan mengomunikasikan informasi melalui pesan non verbal dinilai sangatpenting sehingga dianggap salah satu keterampilan dasar, sehingga upaya yang sungguh-sungguh dilakukan untuk memastikan bahwa kita telah diajari aturan pengucapan, penyusunn kalimat, penguasaan kata dan maknanya, dan penggunaan bahasa pragmatika, bahkan dijadikan sebagai bagian dari pendidikan formal kita. Teori dan praktik dalam pengguanaan bahasa tertulis dan lisan disediakan di hamper semua tingkat pendidikan.
Sebagai perbandingan, keterampilan non verbal mendapat sedikit perhatian di kebanyakan sekolah. Musik, seni, dan pendidikan jasmani secara umum dimasukkan sebagai bagain dari kurikulum. Namun, tidak ada pelatihan yang memadai untuk komposisi, sastra, dan berbicara di depan umum, yang disediakan sekolah untuk kompetensi non verbal yang sangat penting bagi komunikasi manusia.
Dirumah, perhatian diberikan kepada kepada pakaian, kebiasaan pribadi, dan bentuk pesan non verbal lainya yang akan membuat seseorang dicap tidak popular, berbahaya, atau bahkan tidak menarik. Bagaimanapun, mempelajari sebagian besar pelajaran non verbal dirumah haruslah dilakukan untuk menghindari atribusi-atribusi negatif tersebut.
Kelima, aturan terbuka dan tertutup, salah satu penjelasan mengapa secara relatif penekanan yang lebih besar diletakkan kepada komunikasi verbal adalah bahwa di semua budaya terdapat aturan yang terbuka dan stuktur bahasa serta penggunaan bahasa. Sebagai hasilnya, informasi aturan komunikasi verbal tersebut tersedia dalam berbagai sumber. Tidak demikian untuk komunikasi non verbal. Tidak ada kamus atau petunjuk gaya dalam komunikasi verbal. Selain daripada buku tentang tiket, pakaian dan bahasa tubuh, disana tidak pernah ada panduan tertentu untuk pengguanaan bahasa nonverbal.
Kita belajar aturan tertutup dalam komunikasi nonverbal, dilakukan secara tidak lansung melalui observasi, dan tidak kentara, kadang-kadang tidak begitu tampak melalui pola-pola hukuman dan ganjaran. Dengan cara demikian, kita bisa tahu aturan untuk ucapan dan mengekspresikan kasih sayang kepada orang lain secara nonverbal, kapan harus berjabat tangan untuk berapa lama, seberapa keras meremas tangan orang lain, tapi aturan ini bersifat tertutup dan bukan sebagai kesepakatan universal. Hanya sedikit dari kita yang sadar akan peran pesan nonverbal mengatur prilaku kita atau mampu mengartikulasikan aturan-aturan yang terlibat.
Keenam, pengendalian, sementara kita mencurahkan perhatian untuk mengelola komunikasi nonverbal dalam beberapa situasi, kita sering lebih berhasil dalam mngendalikan pesan verbal. Sebagai contoh, ketika tujuannya adalah untuk menyampaikan kompetensi kita atau untuk memahami situasi, kebanyakan dari kita lebih mampu mengendalikan kesan yang kita buat secara verbal daripada nonverbal. Melalui perencanaan dan pelatihan, kita mungkin akan mempunyai kemampuan prediksi guna melengkapi pengiriman pesan secara verbal.
Namun meskipun kita sudah berupaya sebaik mungkin mengelola prilaku nonverbal kita, selalu mungkin untuk tetap yang gugup atau hal yang memalukan melalui prilaku non verbal yang kontraditiktif dengan pesan verbal kita, misanya suara gemetar, dan keringat yang mengucur seperti minyak sayur. Prilaku non verbal yang kontradiktif dengan isi pesan verbal ini disebut denagn istilah non-verbal-leakage atau kebocoran nonverbal.
Ketujuh, status umum versus status pribadi maksudnya pola penggunaan bahasa telah lama dianggap sebagai topik yang sesuai untuk diskusi publik dan pengawasan guru, orang tua, atau teman-teman biasanya cukup mau bertanya kepada kita ketika mereka tidak mengerti komentar atau perkataan kita, atau ketika mereka tidak setuju. Bagaimanapun, persoalan yang berhubungan dengan penampilan kita, gerak-gerik, tingkah laku dan posisi tubuh umumnya dianggap urusan perseorangan, pribadi dan topik yang tabu, karenanya topik tersebut menajadi jauh lebih kecil kemungkinannya untuk didiskusikan terbuka, dianalisis, atau dikritik.
Baru-baru ini aturan untuk membahas prilaku nonverbal yang telah dapat berubah, terutama untuk para tokoh masyarakat. Banyak perhatian yang diberikan ke berbagai bagian tubuh atau pakaian para bintang film. Segala sesuatunya dibuat lebih dari wajah hingga pinggul sampai rumah.
Kedelapan, perbedaan utama lainnya dan telah menjadi topik ilmiah adalah wilayah otak dimana kegiatan nonverbal berpusat. Seperti yang kita catat, belahan otak kiri diperkirakan memainkan peran utama dalam proses bahas. Kegiatan lain yang memerlukan pemprosesan informasi secara berurutan seperti matematika, tampaknya juga sangat bergantung pada otak kiri. Belahan kanan adalah bagi signifikan khusus dalam mengenali gambar wajah dan tubuh, seni, musik dan usaha-usaha lainnya dimana terlibat integrasi, kretivitas, atau imajinasi.
studi menunjukkan bahwa beberapa individu dengan kerusakan pada belahan kanan mengalami kesulitan dengan hubungan lokasi dan spasial, kesulitan mengenali wajah yang dikenalnya, atau mengingat adegan atau benda. Penelitian lain, dengan pendapat yang menyakinkan dalam mendukung spesialis belahan kanan, telah menunjukkan bahwa bahkan ketika terjadi kerusakan pada pusat-pusat bahasa dibelahan kiri sehingga menyebabkan pasien kesulitan berbicara, kemampuannya untuk bernyanyi sering tidak mengalami gangguan. Orang dengan kegagapannya yang parah juga sering bisa bernyanyi tanpa kesulitan.[4]
 2.3 Hubungan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal
Ada dugaan bahwa bahasa Nonverbal sebangun dengan bahasa Verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang punya bahasa verbal khas juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal khas yang sejajar dengan bahasa Verbal tersebut. Meskipun secara teoretis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis konumikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap muka sehari-hari.
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal.[5]



[1]Anwar arifin.Ilmu komunikasi. Jakarta: PT. Prenada Media Group. 2010. hlm.123
[2] Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.2010. hlm. 97
[3]Nia Kania kurniawati. Komunkasi Antarpribadi (Konsep Dan Teori Dasar). Yogyakarta: GRAHA ILMU. 2014. Hlm. 36.
[4]Brent D. Rubent dan  lea P Stewart. Komunikasi Dan Prilaku Manusia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2013. Hlm. 172.
[5]Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi.  Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm. 172

Komunikasi Non-Verbal

2.1  Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non –verbal (NVC-non-verbal communication) dilakukan dengan kode-kode presentasional seperti gerak tubuh, gerakan mata, ataupun kualitas suara. Kode-kode tersebut hanya dapat memberikan pesan pada saat pesan tersebut sedang terjadi atau sedang dilakukan (saat ini dan sekarang). Kode seperti ini disebut dengan kode presentasional. Kode presentasional memiliki dua fungsi,antara lain[1]:
1.      Memberikan informasi mengenai pembicara atau situasi yang dialaminya sehingga pendengar bisa belajar berbagai hal yang terkait dengan pembicara seperti identitas,emosi, sikap, posisi sosial dan sebagainya.
2.      Fungsi kedua adalah Manajemen interaksi.
Kode-kode presentasional digunakan untuk mengatur hubungan seperti apa yang diinginkan oeh pengirim pesan (komunikator) dengan pihak yang diajak berkomunikasi.
Tubuh manusia adalah transmisi utama dari kode-kode presentasional. Argyle(1972) mendaftar sepuluh kode-kode presentasional dan menyarankan beberapa  makna yang dapat mereka kirimkan, yaitu sebagai berikut:
1.    Kontak mata.
Kontak mata juga mengacu sebagai pandangan atau tatapan, ialah bagaimana dan seberapa sering kita melihat pada orang dan dengan siapa kita berkomunikasi. Kontak mata menyampaikan banyak makna.  Hal ini menunjukkan apakah kita menaruh perhatian dengan orang yang berbicara dengan kita. Bagaimana kita melihat atau menatap pada seseorang dapat menyampaikan serangkaian emosi seperti marah,takut, atau rasa sayang.  Meskipun jumlah kontak mata bebeda dari seseorang ke orang lain, dan dari satu situasi ke situasi lain, hasil studi menunjukkan bahwa pembicara dapat bertahan dalam melakukan kontak mata sekitar 40% dari waktu berbicara dan sebanyak 70% mendengar dari waktu pembicaraan (knapp & hall,2002).
Kontak mata sering kali mengisyaratkan status dan agresi. Menatap terlalu lam, atau membelalak pada seseorang cenderung untuk ditafsirkan sebagai isyarat dominan atau agresif. Tentu saja, dalam beberapa segmen masyarakat, menatap berkepanjangan berarti mengundang untuk berkelahi secara fisik. Bahkan, tidak melakukan kontak mata sama sekali kepada seseorang, secara ironis dapat juga berarti sebagai isyarat dominan atau berkuasa.[2]

2.  Kontak tubuh
Siapa yang  kita sentuh dan dimana serta kapan kita menyentuhnya dapat mengirimkan pesan-pesan penting mengenai hubungan.

3.  Ekspresi wajah[3] 
Ekspresi wajah merupakan pengaturan dari otot-otot muka untuk berkomunikasi dalam keadaan emosional atau reaksi terhadap pesan-pesan. Ekspresi wajah penting dalam menyampaikan keenam dasar emosi yaitu kegembiraan,kesedihan, kejutan, ketakutan, kemarahan, dan kemuakan.

4.      Emosi
Emosi merupakan kecendrungan-kecendrungan yang dirasakan terhadap rangsangan. Karena emosi itu adalah perasaan dan perasaan adalah emosi akan digunakan secasara silih berganti dalam arti yang sama (Weaver II,1993)emosi mempunyai kekuatan untuk memotivasi suatu tindakan. Apabila kita mengalami emosi terutama yang kuat, maka akan muncul perubahan-perubahan secara badaniah,. Jantung kita berdetak keras, pencernaan terganggu, dan biji mata membelalak. Badan gemetar atau berkeringat dan air mata menetes. Kesemuanya itu hanya bagian dari reaksi fisiologis yang terjadi.

5.    Gerak isyarat
 Gerak isyarat atau gesture merupakan gerakan tangan, lengan, dan jari-jari yang kita gunakan untuk menjelaskan atau untuk menegaskan.jadi, apabila seseorang mengatakan”kira-kira setinggi ini” atau “hampir sebulat ini” kita berharap untuk melihat gerak isyarat mengikuti penjelasan verbal. Manusia berbeda dalam jumlah gerak isyarat yang digunakan untuk mengikuti  ucapan verbalnya. Ada orang yang “berbicara dengan tangannya” jauh lebih banyak dari yang lainnya.

6.  Sikap badan 
 Sikap badan atau posture merupakan posisi dan gerakan tubuh. Sering kali postur berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai adanya penuh perhatian,rasa hormat, dan kekuasaan. Postur bisa juga mengindikasiakan emosional, terutama derajad ketegangan ataupun relaksasi. Menariknya, postur lebih kurang bisa dikendalikan dibandingkan dengan ekspresi wajah: kecemasan yang tidak tampak di wajah bisa terlihat melalui postur tubuh.

7.  Sentuhan
Sentuhan atau touch secara formal dikenal sebagai haptics, ialah menempatkan bagian dari tubuh dalam kontak dengan sesuatu. Ini merupakan bentuk pertama dari komunikasi non verbal yang kita alami.  Bagi seorang balita, sentuhan merupakan alat utama untuk menerima pesan-pesan  mengenai perkenalan dirinya, kita gunakan tangan kita, lengan kita dan bagian-bagian tubuh lainnya untuk menepuk, merangkul, mencium, mencubit, dan lainnya melalui sentuhan, kita mengkomunikasikan macam-macam emosi dan pesan.
8.    Anggukan kepala
Kode ini terutama digunakan di dalam manjemen interaksi, terutama pada percakapan/pidato yang saling bergantian. Satu kali anggukan mungkin membrikan kesempatan pihak lain untuk terus berbicara,sedangkan anggukan cepat mengindikasikan keinginan unuk berbicara.

9.    Kedekatan jarak
Seberapa dekat jarak kita dengan seseorang dapat memberikan pesan mengenai hubungan kita  dengan orang tersebut. Jarak kurang dari tiga kaki adalah intim;tiga kaki disebut semi-publik dan seterusnya.

10.  Orientasi
Bagaimana kita menempatkan diri kita pada sudut tertentu terhadap orang lain adalah cara lain untuk menyampaikan pesan dengan hubungan. Salnjg berhubungan dengan seseorang dapat mengindikasikan keintiman ataupun agresi; memposisikan 90% dari orang lain mengindikasikan posisi kooperatif;dan seterusnya.
            Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

2.2    Klasifikasi pesan komunikasi non verbal
            Klasifikasi Pesan Nonverbal Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:


a)    Pesan kinesik.
Pesan kinesik adalah Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
1.    Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.
Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut
·         Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk; -
·         Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan; -
·         Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi;
·         Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

2.    Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

3.    Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:

·           Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif
·           Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;
·           Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

b)   Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

c)    Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.

d)   Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan  menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.

e)    Pesan sentuhan dan bau-bauan.
     Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.

2.3   Fungsi Pesan Komunikasi Nonverbal
             
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal.Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Menurut Verderber et al.(2007),komunikasi nonverbal memiliki fungsi sebagai berikut[4]:
1.    Melengkapi informasi.
     Kebanyakan informasi atau iusi sebuah pesan disampaikan secara nonverbal. Isyarat-isyarat nonverbal kita dapat mengulang,mensubtitusi,menguatkan atau mempertentangkan pesan verbal kita. Kita dapat menggunakan isyarat-isyarat non verbal untuk mengulangi apa yang telah kita katakan secara verbal. Kita dapat menggunakan isyarat-isyarat nonverbal untuk mengulangi apa yang telah kita katakan secara verbal. Apabila anda mengatakan “tidak”dan menggelengkan kepala pada saat yang sama, anda telah menggunakan isyarat nonverbal untuk mengulang apa yang telah anda katakan secara verbal.

2.    Mengatur interaksi
Kita mengelola sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara dan kadang-kadang  melalui isyarat nonverbal yang jelas kita gunakan perubahan atau pergederan dalam kontak mata, gerakan kepala yang perlahan, bergeser dalam sikap badan, mengangkat alis, menganggukkan kepala memberitahukan pihak lain kapan boleh melanjutkan,mengulang,menguraikan, bergeags atau berhenti. Ingat akan saat-saat diamanaanda telah memberi isyarat secara nonverbal kepada pihak lain bahwa anda harus meninggalkan interaksi. Anda  dapat mengurangi jumlah kontak mata yang anda lakukan dengan orang lain, berikan respon atau jawaban singkat, kurangi ekspresi muka,berpaling atau bergeser  dari orang lain.
3.    Mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan perasaan.
secara alternatif kita dapat menggunakan perilaku nonverbal untuk menutupi perasaan lita yang sebenarnya. Namun,lebih sering daripada tidak, kita menunjukkan emosi kita yang sebenarnya secara nonverbal daripada menjelaskan emosi kita dengan kata-kata. 
Muka karena malu merupakan contoh yang terbaik berupa penampilan yang kurang hati-hati mengenai emosi.
4.    Menyajikan sebuah citra.
Manusia mencoba menciptakan kesan mengenai dirinya melalui cara-cara dia tampil dan bertindak . kebanyakn pengelolaan kesan terjadi melalui saluran nonverbal. Manusia dapat secara hati-hati mengembangkan citra melalui pakaian, merawat diri, perhiasan, dan milik pribadi lainnya. Orang tidak hanya menggunakan komunikasi nonverbal untuk mengomunikasikan citra pribadi, tetapi dua orang dapat menggunakan isyarat-isyarat nonverbal untuk menyajikan citra atau identitas hubungan.
5.    Memperlihatkan kekuasaan dan kendali.
Banyak perilaku nonverbal merupakan isyarat dari kekuasaan, terlepas dari apakah mereka bermaksud menunjukkan kekuasaan dan kendali. Coba bayangkan bagaiman amanajer tingakat tinggi memperlihatkan status dna bagaimana karyawan bawahan mengakui status itu melalui perilaku nonverbal. Manajer mengenakan baju gaya eksekutif, perabotan kantor seperti meja kursi yang besar dan mahal, berjalan dan berbicara penuh wibawa. Bawahan menunjukkan rasa hormat dengan menatap dan mendengarkan dengan penuh perhatian apabila manajer berbicara, tidak menginterupsi, memohon izin atau minta waktu untuk memasuki ruang kerja manajer.

Paul Ekman menyebutkan ada lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yaitu[5]:

a.         Emblem: Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan
dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan,”Saya tidak sungguh-sungguh”.
b.        Ilustrator Pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
c.         Regulator Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan mata menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
d.        Penyesuain Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
e.         Affect display, Pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang. 
Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat signifikan. Yaitu:
1.    Factor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih banya ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
2.    Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal.
3.    Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
4.     Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
5.    Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
6.    Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat).



[1] Jhon Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindon Persada,2012), hal. 110.
[2] Muhammad Budyatna,Teori Komunikasi Antar Pribadi,(Jakarta:Prenada Media Grup,2011) h. 125-126.
[3] Marcel Danesi, Pesan,Tanda, Dan Makna,(Yogyakarta::Jalasutra,2012), h. 58.
[4] Muhammad Budyatna,Teori Komunikasi Antar Pribadi,(Jakarta:Prenada Media Grup,2011), h. 115-118.
[5] Marcel Danesi, Pesan,Tanda, Dan Makna,(Yogyakarta::Jalasutra,2012), h. 70.