Jumat, 10 Maret 2017

Bentuk - Bentuk Komunikasi Non-Verbal


Dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya, kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain:
1.      Komunikasi objek
            Seorang polisi yang menggunakan seragam merupakan salah satu bentuk komunikasi objek. Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian rapi cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
2.      Sentuhan (touching)
Touching adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif. Menurut bentuknya sentuhan badan dibagi atas tiga macam, yaitu:[1]
a.       Kinesthetic
Kinesthetic ialah isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan satu sama lain, sebagai symbol keakraban atau kemesraan.
b.      Sociofugal
Ialah isyarat yang di tunjukkan dengan jabat tangan atau saling merangkul. Umumnya orang Amerika dan Asia Timur dalam menunjukkan persahabatan ditandai dengan jabat tangan, sedangkan orang Arab dan Asia Selatan menunjukkan persahabatan lewat sentuhan pundak dengan pundak atau berpelukan.
c.       Thermal
Ialah isyarat yang ditunjukkan dengan sentuhan badan yang terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim. Misalnya menepuk punggung karena sudah lama tidak bertemu

3.      Kronemik
            Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
Terdapat beberapa aspek mengenai bagaimana kita berpikir tentang dan menggunakan waktu yang mengandung kesan-kesan bagi orang lain. Apakah anda orang yang memusatkan diri pada masa lalu, masa kini, atau masa yang akan datang. Seseorang dengan orientasi masa lalu lebih menekankan pada tradisi, mengenang kepada masa lalu, dan bernostagian tentang masa lalu. Jika anda memliki orientasi masa kini, anda lebih mengutamakan hidup untuk masa kini, konsentrasinya lebih kepada apa yang dihadapi sekarang, dan focus pada apa yang dikerjakan atau dirasakan sekarang. Bagi yang memiliki orientasi masa depan, berarti melihat kedapan dan merencanakan apa yang akan terjadi nanti.[2]
4.      Gerakan tubuh (kinecics)
            Dalam komunikasi nonverbal, Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan. Gerakan-gerakan badan bisa dibedakan atas lima macam, yaitu:[3]
a.       Emblems
Ialah isyarat yang berarti langsung pada symbol yang dibuat oleh gerakan badan. Misalnya mengangkat jempol berarti yang terbaik untuk orang Indonesia, tapi terjelek bagi orang india.
b.      Illustrators
Ialah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya barang atau tinggi rendahnya suatu objek.
c.       Affect Displays
Ialah isayrat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa, mengangis, tersenyum, sinis, dan sebgainya.
d.      Regulators
Ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng tanda menolak.
e.       Adaptor
Ialah gerakan badan yang dilakukan sebagi tanda kejengkelan. Misalnya membanting pintu, mengepalkan tinju ke atas meja, dll
Selain gerakan-gerakan badan yang dilakukan oleh kepala dan tangan, juga gerakan-gerakan kaki bisa memberi isyarat seperti halnya posisi duduk. Bagi masyarakat Indonesia posisi duduk dengan kaki menyilang di atas kaki lainnya dan berdiri sambil bertolak pinggang dinilai sebagai perbuatan yang kurang sopan. Begitu juga memberi atau menerima sesuatu selamanya dilakukan dengan menggunakan tangan kanan.
5.      Proxemik
            Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :[4]


a.       Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan. Berjarak 3-18 inchi
b.      Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
c.       Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
d.      Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.
Selain kedekatan dari segi territory, juga beberap ahli melihat dari sudut ruang dan posisi, misalnya posisi meja dan tempat duduk.
           
6.      Vokalik (paralanguage)
            Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.[5]
Terdapat empat karakteristik vocal yang meliputi paralanguage diantaranya, yaitu:[6]
1.      Pola Titinada
Pola titinada atau pith merupakan tinggi atau rendahnya nada vocal. Orang menaikkan atau menurunkan pola titinada atau vocal pith untuk mempertegas gagasan, menunjukkan pertanyaan, dan memperlihatkan kegugupan.
2.      Volume
Volume merukapan keras atau lembutnya nada. Misalnya seseorang itu berbicara keras apabila ingin didengar dalam keadaan gaduh atau berisik.
3.      Kecepatan
Kecepatan atau rate mengacu kepada kecepatan pada saat orang berbicara. Orang cenderung berbicara lebih cepat apabila sedang bahagia, terkejut, atau gugup dan berbicara lebih lambat apabila sedang memikirkan jalan keluar penyelaesaian, atau mencoba menegaskan pendiriannya.
4.      Kualitas
Kualitas merupakan bunyi dari suara seseorang. Setiap suara manusia memiliki nada yang berbeda. Beberapa suara bersifat serak atau parau, suara yang tidak enak atau tidak menyenangkan, suara yang bersifat nyaring, atau suara yang tertahan di leher.



7.      Gerakan mata (Eye Gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberikan isyarat tanpa kata. Ungkapan “pandangan mata mengundang” atau “lirikan mata meliki arti” adalah isyarat yeng di timbulkan oleh gerakan-gerakan mata. Berikut empat fungsi utama gerakan mata menurut Mark Knapp, yaitu:[7]
a.       Untuk memperoleh umpan balik dari seorang lawan bicaranya. Misalnya dengan mengucapkan bagaimana pendapat anda tentang hal ini?
b.      Sebagai sinyal luntuk menyalurkan hubungan, dimana kontak mata akan meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan. Sebaliknya orang yang merasa malu akan berusaha menghindari terjadinya kontak mata, misalnya, orang yang merasa bersalah atau berhutan akan menghindari orang yang bisa menagihnya
c.       Sebagi pengganti jarak fisik. Bagi orang yang berkunjung kesuatu pesta, maka dengan melalui kontak mata dapat mengatsi jarak pemisah yang ada.
Dapat disimpulkan bahwa bila seorang tertarik pada suatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa putus dalam waktu yang relative lama, dengan bola mata yang cenderung menjadi besar.
8.      Diam
Berbeda dengan tekanan suara, sikap diam juga merupakan kode nonverbal yang mempunyai arti. Diam tidak semata-mata mengandung arti bersikap negative. Tetapi bisa juga melambangkan sikap positif.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, sikap berdiam diri sangat sulit diterka, apakah orang itu malu, cemas atau marah. Banyak orang mengambil sikap diam karena tidak mau menyatakan sesuatu yang menyakitkan orang lain, misalnya menyatakan “tidak”. Namun dengan sikap berdiam tidak selamanya berarti menolak sesuatu, tetapi juga tidak berarti menerima.
Untuk memahami sikap diam, kita perlu belajar terhadap budaya atau kebiasaan-kebiasaan seseorang. Pada suku-suku tertentu ada kebiasaan tidak senang menyatakan “tidak” tapi juga tidak berarti “ya”. Diam adala perilaku komunikasi yang sekarang ini makin banyak dilkukan orang yang bersikap netral atau mau aman.[8]
9.      Postur tubuh
Orang lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Well dan Siegel (1961) ahli psikologi yang berhasil menggambarkan bentuk-bentuk tubuh manusia dengan karakternya. Kedua ahli ini membagi bentuk tubuh atas tiga tipe, yakni:
-          Ectomorphy, bagi mereka yang memiliki bentu tubuh kurus tinggi. Dilambangkan sebagai orang yang punya sikap ambisius, pintar, kritis, dan sedikit cemas.
-          Mesomorphy, bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh tegap, tinggi dan atletis. Dilambangkan sebagai pribadi yang cerdas, bersahabat, aktif dan kompetitif.
-          Endomorphy, bagi mereka yang memilikibentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk. Digambarkan sebagai pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.


10.  Artifak atau visualisasi
Hasil seni juga banyak memberi isyarat yang mengandung arti. Para antropolog dan arkeolog sudah lama memberi perhatian terhadap benda-benda yang di gunakan oleh manusia dalam kehidupannya, anatara lain artifac.[9]
Artifac adalah hasil kerajinan manusia(seni), baik yang melekat pada diri manusia maupun yang ditunjukkan untuk kepentingan umum. Artifac juga mengacu kepada pemilikan kita dan cara-cara kita mendekorasi wilayah. Orang membeli benda-benda bukan hanya karena fungsinya saja tetapi juga sebagai sebuah pesan dimana setiap objek menunjukkan pemiliknya. [10]
11.  Warna
Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek. Misalnya, warna merah menunjukkan kemarahan atau semangat. Sementara warna putih menunjukkan kesuician dan kebersihan. Suatu negara atau organisasi dapat di kenal melalui warna.
12.  Bunyi
Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka bunyi yang dimaksudkan di sini adalah suara yang di keluarkan dari berbagai benda. Misalnya, lonceng letusan senjata, beduk, tepuk tangan, peluit, dll.[11]
13.  Bau
Bau juga menjadi kode nonverbal. Selain digunakan untuk melambangkan status seperti kosmetik, bau juga dapat dijadikan sebagai petunjuk arah. Misalnya posisi bangkai, atau bau karet terbakar dan semacamnya.[12]
14.  Emosi
Sering kali orang menggambarkan seseorang sebagai terlalu emosional atau tidak cukup emosional. Ada orang yang dapat meyembunyikan emosinya dengan baik, sedangkan yang lain seperti buku yang terbuka sehingga semua orang dapat melihatnya. Emosi merupakan kecenderungan-kecenderungan yang dirasakan terhadap rangsangan.
Kecenderungan yang dirasakan merupakan reaksi fisiologis internal terhadap seseorang. Emosi mempunyai suatu kekuatan untuk memotivasi suatu tindakan. Apabila kita mengalami emosi terutama yang kuat, makan akan muncul perubahan-perubahan secara badaniah, jantung kita berdetak keras, tekanan darah naik, pengeluaran adrenalin bertambah, dan biji mata membelalak, badan gemetar atau berkeringat. Kesemuanya itu hanya sebagian dari reaksi fisiologis yang terjadi.
            Komunikasi non verbal memang relatif lebih sulit untuk dipelajari karena tidak memiliki struktur yang jelas dan terkadang multitafsir. ketika anda menggeleng-gelengkan kepala sebagai tanda “tidak” didepan orang india, mereka justru menafsirkan menggeleng-gelengkan kepala sebagai tanda “iya”. bentu-bentuk komunikasi nonverbal memang rentan dengan penafsiran ganda/multitafsir.
            Selain itu, bentuk-bentuk komunikasi nonverbal juga sering muncul secara tiba-tiba atau sepontan dan kadang tidak dapat diperkirakan. ketika seorang perempuan digoda, tiba-tiba dalam hitungan detik dia langsung diam cemberut dan jutek. sikap seperti itu jika di nonverbalakan maka akan berbunyi, “jangan ganggu saya”.
            Hal itu adalah salah satu contoh bentuk komunikasi nonverbal. meskipun demikian, dalam kehidupan sehari-hari komunikasi nonverbal banyak digunakan. bentuk-bentuk komunikasi nonverbal ini biasanya akan dengan tanpa sadar telah dilakukan. menggeleng, mengangguk, dan melambaikan tangan adalah contoh dari komunikasi nonverbal. Pada praktelnya, komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal berjalan beriringan. saling mekengkapi dan menambah kesan pada makna yang akan disampaikan.




[1] Budianta, dan Mona. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta. Kencana Pranada Media Group. 2011:129
[2] Ibid, 139
[3] Hafied, cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Depok. PT. Rajagrafindo Persada. 2012:119
[4] Ibid, 125
[5] Sutrisna, Dewi. Komunikasi Bisnis. Denpasar. CV Andi Offset. 2006:10
[6] Budianta, dan Mona : 131
[7] Suanrto, komunikasi Bisnis I. Yogyakarta. Amus Yogyakarta. 2003:37
[8] Hafied, cangara : 124
[9] Ibid, 127
[10] Budianta, dan Mona : 137
[11] Sutrisna, Dewi : 10
[12] Hafied, Cangara : 129

0 komentar:

Posting Komentar