Jumat, 10 Maret 2017

Komunikasi Non-Verbal

2.1  Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non –verbal (NVC-non-verbal communication) dilakukan dengan kode-kode presentasional seperti gerak tubuh, gerakan mata, ataupun kualitas suara. Kode-kode tersebut hanya dapat memberikan pesan pada saat pesan tersebut sedang terjadi atau sedang dilakukan (saat ini dan sekarang). Kode seperti ini disebut dengan kode presentasional. Kode presentasional memiliki dua fungsi,antara lain[1]:
1.      Memberikan informasi mengenai pembicara atau situasi yang dialaminya sehingga pendengar bisa belajar berbagai hal yang terkait dengan pembicara seperti identitas,emosi, sikap, posisi sosial dan sebagainya.
2.      Fungsi kedua adalah Manajemen interaksi.
Kode-kode presentasional digunakan untuk mengatur hubungan seperti apa yang diinginkan oeh pengirim pesan (komunikator) dengan pihak yang diajak berkomunikasi.
Tubuh manusia adalah transmisi utama dari kode-kode presentasional. Argyle(1972) mendaftar sepuluh kode-kode presentasional dan menyarankan beberapa  makna yang dapat mereka kirimkan, yaitu sebagai berikut:
1.    Kontak mata.
Kontak mata juga mengacu sebagai pandangan atau tatapan, ialah bagaimana dan seberapa sering kita melihat pada orang dan dengan siapa kita berkomunikasi. Kontak mata menyampaikan banyak makna.  Hal ini menunjukkan apakah kita menaruh perhatian dengan orang yang berbicara dengan kita. Bagaimana kita melihat atau menatap pada seseorang dapat menyampaikan serangkaian emosi seperti marah,takut, atau rasa sayang.  Meskipun jumlah kontak mata bebeda dari seseorang ke orang lain, dan dari satu situasi ke situasi lain, hasil studi menunjukkan bahwa pembicara dapat bertahan dalam melakukan kontak mata sekitar 40% dari waktu berbicara dan sebanyak 70% mendengar dari waktu pembicaraan (knapp & hall,2002).
Kontak mata sering kali mengisyaratkan status dan agresi. Menatap terlalu lam, atau membelalak pada seseorang cenderung untuk ditafsirkan sebagai isyarat dominan atau agresif. Tentu saja, dalam beberapa segmen masyarakat, menatap berkepanjangan berarti mengundang untuk berkelahi secara fisik. Bahkan, tidak melakukan kontak mata sama sekali kepada seseorang, secara ironis dapat juga berarti sebagai isyarat dominan atau berkuasa.[2]

2.  Kontak tubuh
Siapa yang  kita sentuh dan dimana serta kapan kita menyentuhnya dapat mengirimkan pesan-pesan penting mengenai hubungan.

3.  Ekspresi wajah[3] 
Ekspresi wajah merupakan pengaturan dari otot-otot muka untuk berkomunikasi dalam keadaan emosional atau reaksi terhadap pesan-pesan. Ekspresi wajah penting dalam menyampaikan keenam dasar emosi yaitu kegembiraan,kesedihan, kejutan, ketakutan, kemarahan, dan kemuakan.

4.      Emosi
Emosi merupakan kecendrungan-kecendrungan yang dirasakan terhadap rangsangan. Karena emosi itu adalah perasaan dan perasaan adalah emosi akan digunakan secasara silih berganti dalam arti yang sama (Weaver II,1993)emosi mempunyai kekuatan untuk memotivasi suatu tindakan. Apabila kita mengalami emosi terutama yang kuat, maka akan muncul perubahan-perubahan secara badaniah,. Jantung kita berdetak keras, pencernaan terganggu, dan biji mata membelalak. Badan gemetar atau berkeringat dan air mata menetes. Kesemuanya itu hanya bagian dari reaksi fisiologis yang terjadi.

5.    Gerak isyarat
 Gerak isyarat atau gesture merupakan gerakan tangan, lengan, dan jari-jari yang kita gunakan untuk menjelaskan atau untuk menegaskan.jadi, apabila seseorang mengatakan”kira-kira setinggi ini” atau “hampir sebulat ini” kita berharap untuk melihat gerak isyarat mengikuti penjelasan verbal. Manusia berbeda dalam jumlah gerak isyarat yang digunakan untuk mengikuti  ucapan verbalnya. Ada orang yang “berbicara dengan tangannya” jauh lebih banyak dari yang lainnya.

6.  Sikap badan 
 Sikap badan atau posture merupakan posisi dan gerakan tubuh. Sering kali postur berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai adanya penuh perhatian,rasa hormat, dan kekuasaan. Postur bisa juga mengindikasiakan emosional, terutama derajad ketegangan ataupun relaksasi. Menariknya, postur lebih kurang bisa dikendalikan dibandingkan dengan ekspresi wajah: kecemasan yang tidak tampak di wajah bisa terlihat melalui postur tubuh.

7.  Sentuhan
Sentuhan atau touch secara formal dikenal sebagai haptics, ialah menempatkan bagian dari tubuh dalam kontak dengan sesuatu. Ini merupakan bentuk pertama dari komunikasi non verbal yang kita alami.  Bagi seorang balita, sentuhan merupakan alat utama untuk menerima pesan-pesan  mengenai perkenalan dirinya, kita gunakan tangan kita, lengan kita dan bagian-bagian tubuh lainnya untuk menepuk, merangkul, mencium, mencubit, dan lainnya melalui sentuhan, kita mengkomunikasikan macam-macam emosi dan pesan.
8.    Anggukan kepala
Kode ini terutama digunakan di dalam manjemen interaksi, terutama pada percakapan/pidato yang saling bergantian. Satu kali anggukan mungkin membrikan kesempatan pihak lain untuk terus berbicara,sedangkan anggukan cepat mengindikasikan keinginan unuk berbicara.

9.    Kedekatan jarak
Seberapa dekat jarak kita dengan seseorang dapat memberikan pesan mengenai hubungan kita  dengan orang tersebut. Jarak kurang dari tiga kaki adalah intim;tiga kaki disebut semi-publik dan seterusnya.

10.  Orientasi
Bagaimana kita menempatkan diri kita pada sudut tertentu terhadap orang lain adalah cara lain untuk menyampaikan pesan dengan hubungan. Salnjg berhubungan dengan seseorang dapat mengindikasikan keintiman ataupun agresi; memposisikan 90% dari orang lain mengindikasikan posisi kooperatif;dan seterusnya.
            Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

2.2    Klasifikasi pesan komunikasi non verbal
            Klasifikasi Pesan Nonverbal Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:


a)    Pesan kinesik.
Pesan kinesik adalah Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
1.    Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.
Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut
·         Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk; -
·         Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan; -
·         Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi;
·         Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

2.    Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

3.    Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:

·           Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif
·           Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;
·           Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

b)   Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

c)    Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.

d)   Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan  menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.

e)    Pesan sentuhan dan bau-bauan.
     Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.

2.3   Fungsi Pesan Komunikasi Nonverbal
             
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal.Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Menurut Verderber et al.(2007),komunikasi nonverbal memiliki fungsi sebagai berikut[4]:
1.    Melengkapi informasi.
     Kebanyakan informasi atau iusi sebuah pesan disampaikan secara nonverbal. Isyarat-isyarat nonverbal kita dapat mengulang,mensubtitusi,menguatkan atau mempertentangkan pesan verbal kita. Kita dapat menggunakan isyarat-isyarat non verbal untuk mengulangi apa yang telah kita katakan secara verbal. Kita dapat menggunakan isyarat-isyarat nonverbal untuk mengulangi apa yang telah kita katakan secara verbal. Apabila anda mengatakan “tidak”dan menggelengkan kepala pada saat yang sama, anda telah menggunakan isyarat nonverbal untuk mengulang apa yang telah anda katakan secara verbal.

2.    Mengatur interaksi
Kita mengelola sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara dan kadang-kadang  melalui isyarat nonverbal yang jelas kita gunakan perubahan atau pergederan dalam kontak mata, gerakan kepala yang perlahan, bergeser dalam sikap badan, mengangkat alis, menganggukkan kepala memberitahukan pihak lain kapan boleh melanjutkan,mengulang,menguraikan, bergeags atau berhenti. Ingat akan saat-saat diamanaanda telah memberi isyarat secara nonverbal kepada pihak lain bahwa anda harus meninggalkan interaksi. Anda  dapat mengurangi jumlah kontak mata yang anda lakukan dengan orang lain, berikan respon atau jawaban singkat, kurangi ekspresi muka,berpaling atau bergeser  dari orang lain.
3.    Mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan perasaan.
secara alternatif kita dapat menggunakan perilaku nonverbal untuk menutupi perasaan lita yang sebenarnya. Namun,lebih sering daripada tidak, kita menunjukkan emosi kita yang sebenarnya secara nonverbal daripada menjelaskan emosi kita dengan kata-kata. 
Muka karena malu merupakan contoh yang terbaik berupa penampilan yang kurang hati-hati mengenai emosi.
4.    Menyajikan sebuah citra.
Manusia mencoba menciptakan kesan mengenai dirinya melalui cara-cara dia tampil dan bertindak . kebanyakn pengelolaan kesan terjadi melalui saluran nonverbal. Manusia dapat secara hati-hati mengembangkan citra melalui pakaian, merawat diri, perhiasan, dan milik pribadi lainnya. Orang tidak hanya menggunakan komunikasi nonverbal untuk mengomunikasikan citra pribadi, tetapi dua orang dapat menggunakan isyarat-isyarat nonverbal untuk menyajikan citra atau identitas hubungan.
5.    Memperlihatkan kekuasaan dan kendali.
Banyak perilaku nonverbal merupakan isyarat dari kekuasaan, terlepas dari apakah mereka bermaksud menunjukkan kekuasaan dan kendali. Coba bayangkan bagaiman amanajer tingakat tinggi memperlihatkan status dna bagaimana karyawan bawahan mengakui status itu melalui perilaku nonverbal. Manajer mengenakan baju gaya eksekutif, perabotan kantor seperti meja kursi yang besar dan mahal, berjalan dan berbicara penuh wibawa. Bawahan menunjukkan rasa hormat dengan menatap dan mendengarkan dengan penuh perhatian apabila manajer berbicara, tidak menginterupsi, memohon izin atau minta waktu untuk memasuki ruang kerja manajer.

Paul Ekman menyebutkan ada lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yaitu[5]:

a.         Emblem: Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan
dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan,”Saya tidak sungguh-sungguh”.
b.        Ilustrator Pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
c.         Regulator Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan mata menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
d.        Penyesuain Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
e.         Affect display, Pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang. 
Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat signifikan. Yaitu:
1.    Factor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih banya ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
2.    Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal.
3.    Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
4.     Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
5.    Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
6.    Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat).



[1] Jhon Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindon Persada,2012), hal. 110.
[2] Muhammad Budyatna,Teori Komunikasi Antar Pribadi,(Jakarta:Prenada Media Grup,2011) h. 125-126.
[3] Marcel Danesi, Pesan,Tanda, Dan Makna,(Yogyakarta::Jalasutra,2012), h. 58.
[4] Muhammad Budyatna,Teori Komunikasi Antar Pribadi,(Jakarta:Prenada Media Grup,2011), h. 115-118.
[5] Marcel Danesi, Pesan,Tanda, Dan Makna,(Yogyakarta::Jalasutra,2012), h. 70.

0 komentar:

Posting Komentar