Dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya,
kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain:
1.
Komunikasi
objek
Seorang polisi yang menggunakan
seragam merupakan salah satu bentuk komunikasi objek. Komunikasi
objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu
bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara
berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang
berpakaian rapi cenderung lebih
mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan
komunikasi objek adalah seragam.
2.
Sentuhan (touching)
Touching
adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan
dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk
komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang
penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima
sentuhan, baik positif ataupun negatif. Menurut bentuknya sentuhan badan dibagi atas tiga macam, yaitu:[1]
a. Kinesthetic
Kinesthetic ialah isyarat yang ditunjukkan dengan
bergandengan tangan satu sama lain, sebagai symbol keakraban atau kemesraan.
b. Sociofugal
Ialah isyarat yang di tunjukkan dengan jabat tangan
atau saling merangkul. Umumnya orang Amerika dan Asia Timur dalam menunjukkan
persahabatan ditandai dengan jabat tangan, sedangkan orang Arab dan Asia
Selatan menunjukkan persahabatan lewat sentuhan pundak dengan pundak atau
berpelukan.
c. Thermal
Ialah isyarat yang ditunjukkan dengan sentuhan badan
yang terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim. Misalnya
menepuk punggung karena sudah lama tidak bertemu
3.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang
mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas,
banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu,
serta ketepatan waktu (punctuality).
Terdapat beberapa aspek mengenai bagaimana kita
berpikir tentang dan menggunakan waktu yang mengandung kesan-kesan bagi orang
lain. Apakah anda orang yang memusatkan diri pada masa lalu, masa kini, atau
masa yang akan datang. Seseorang dengan orientasi masa lalu lebih menekankan
pada tradisi, mengenang kepada masa lalu, dan bernostagian tentang masa lalu.
Jika anda memliki orientasi masa kini, anda lebih mengutamakan hidup untuk masa
kini, konsentrasinya lebih kepada apa yang dihadapi sekarang, dan focus pada
apa yang dikerjakan atau dirasakan sekarang. Bagi yang memiliki orientasi masa
depan, berarti melihat kedapan dan merencanakan apa yang akan terjadi nanti.[2]
4.
Gerakan tubuh (kinecics)
Dalam komunikasi nonverbal, Gerakan
tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya
mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan
sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk
melepaskan ketegangan. Gerakan-gerakan badan bisa dibedakan atas
lima macam, yaitu:[3]
a. Emblems
Ialah isyarat yang berarti langsung pada symbol yang
dibuat oleh gerakan badan. Misalnya mengangkat jempol berarti yang terbaik
untuk orang Indonesia, tapi terjelek bagi orang india.
b. Illustrators
Ialah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan
untuk menjelaskan sesuatu, misalnya barang atau tinggi rendahnya suatu objek.
c. Affect Displays
Ialah isayrat yang terjadi karena adanya dorongan
emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa, mengangis,
tersenyum, sinis, dan sebgainya.
d. Regulators
Ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah
kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng tanda menolak.
e. Adaptor
Ialah gerakan badan yang dilakukan sebagi tanda
kejengkelan. Misalnya membanting pintu, mengepalkan tinju ke atas meja, dll
Selain gerakan-gerakan badan yang dilakukan oleh
kepala dan tangan, juga gerakan-gerakan kaki bisa memberi isyarat seperti
halnya posisi duduk. Bagi masyarakat Indonesia posisi duduk dengan kaki
menyilang di atas kaki lainnya dan berdiri sambil bertolak pinggang dinilai
sebagai perbuatan yang kurang sopan. Begitu juga memberi atau menerima sesuatu
selamanya dilakukan dengan menggunakan tangan kanan.
5.
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu
jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga
tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa
jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan
seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap
orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal,
dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :[4]
a.
Jarak intim
Jarak dari
mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk
bercinta, melindungi, dan menyenangkan. Berjarak 3-18 inchi
b.
Jarak personal
Jarak yang
menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga
menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu
setengah kaki sampai empat kaki.
c.
Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain,
karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan
orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki
hingga dua belas kaki.
d.
Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak
terhingga.
Selain kedekatan dari segi territory, juga beberap
ahli melihat dari sudut ruang dan posisi, misalnya posisi meja dan tempat
duduk.
6.
Vokalik (paralanguage)
Vokalik atau paralanguage adalah
unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari
hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras
atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm",
"e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong
unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus
dihindari.[5]
Terdapat empat karakteristik vocal yang meliputi
paralanguage diantaranya, yaitu:[6]
1. Pola Titinada
Pola titinada atau pith merupakan tinggi atau rendahnya nada vocal.
Orang menaikkan atau menurunkan pola titinada atau vocal pith untuk mempertegas
gagasan, menunjukkan pertanyaan, dan memperlihatkan kegugupan.
2. Volume
Volume merukapan keras atau lembutnya nada. Misalnya seseorang itu
berbicara keras apabila ingin didengar dalam keadaan gaduh atau berisik.
3. Kecepatan
Kecepatan atau rate mengacu kepada kecepatan pada saat orang berbicara.
Orang cenderung berbicara lebih cepat apabila sedang bahagia, terkejut, atau
gugup dan berbicara lebih lambat apabila sedang memikirkan jalan keluar
penyelaesaian, atau mencoba menegaskan pendiriannya.
4. Kualitas
Kualitas merupakan bunyi dari suara seseorang. Setiap suara manusia
memiliki nada yang berbeda. Beberapa suara bersifat serak atau parau, suara
yang tidak enak atau tidak menyenangkan, suara yang bersifat nyaring, atau
suara yang tertahan di leher.
7. Gerakan mata (Eye Gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberikan
isyarat tanpa kata. Ungkapan “pandangan mata mengundang” atau “lirikan mata
meliki arti” adalah isyarat yeng di timbulkan oleh gerakan-gerakan mata.
Berikut empat fungsi utama gerakan mata menurut Mark Knapp, yaitu:[7]
a. Untuk memperoleh umpan balik dari seorang lawan
bicaranya. Misalnya dengan mengucapkan bagaimana pendapat anda tentang hal ini?
b. Sebagai sinyal luntuk menyalurkan hubungan, dimana
kontak mata akan meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan.
Sebaliknya orang yang merasa malu akan berusaha menghindari terjadinya kontak
mata, misalnya, orang yang merasa bersalah atau berhutan akan menghindari orang
yang bisa menagihnya
c. Sebagi pengganti jarak fisik. Bagi orang yang
berkunjung kesuatu pesta, maka dengan melalui kontak mata dapat mengatsi jarak
pemisah yang ada.
Dapat disimpulkan bahwa bila seorang tertarik pada
suatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa putus
dalam waktu yang relative lama, dengan bola mata yang cenderung menjadi besar.
8. Diam
Berbeda dengan tekanan suara, sikap diam juga
merupakan kode nonverbal yang mempunyai arti. Diam tidak semata-mata mengandung
arti bersikap negative. Tetapi bisa juga melambangkan sikap positif.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, sikap berdiam diri
sangat sulit diterka, apakah orang itu malu, cemas atau marah. Banyak orang
mengambil sikap diam karena tidak mau menyatakan sesuatu yang menyakitkan orang
lain, misalnya menyatakan “tidak”. Namun dengan sikap berdiam tidak selamanya
berarti menolak sesuatu, tetapi juga tidak berarti menerima.
Untuk memahami sikap diam, kita perlu belajar terhadap
budaya atau kebiasaan-kebiasaan seseorang. Pada suku-suku tertentu ada
kebiasaan tidak senang menyatakan “tidak” tapi juga tidak berarti “ya”. Diam
adala perilaku komunikasi yang sekarang ini makin banyak dilkukan orang yang
bersikap netral atau mau aman.[8]
9. Postur tubuh
Orang lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh.
Well dan Siegel (1961) ahli psikologi yang berhasil menggambarkan bentuk-bentuk
tubuh manusia dengan karakternya. Kedua ahli ini membagi bentuk tubuh atas tiga
tipe, yakni:
-
Ectomorphy, bagi mereka yang memiliki bentu tubuh kurus tinggi. Dilambangkan sebagai
orang yang punya sikap ambisius, pintar, kritis, dan sedikit cemas.
-
Mesomorphy, bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh tegap, tinggi dan atletis.
Dilambangkan sebagai pribadi yang cerdas, bersahabat, aktif dan kompetitif.
-
Endomorphy, bagi mereka yang memilikibentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk.
Digambarkan sebagai pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.
10. Artifak atau visualisasi
Hasil seni juga banyak memberi isyarat yang mengandung
arti. Para antropolog dan arkeolog sudah lama memberi perhatian terhadap
benda-benda yang di gunakan oleh manusia dalam kehidupannya, anatara lain
artifac.[9]
Artifac adalah hasil kerajinan manusia(seni), baik
yang melekat pada diri manusia maupun yang ditunjukkan untuk kepentingan umum.
Artifac juga mengacu kepada pemilikan kita dan cara-cara kita mendekorasi
wilayah. Orang membeli benda-benda bukan hanya karena fungsinya saja tetapi
juga sebagai sebuah pesan dimana setiap objek menunjukkan pemiliknya. [10]
11. Warna
Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek.
Misalnya, warna merah menunjukkan kemarahan atau semangat. Sementara warna
putih menunjukkan kesuician dan kebersihan. Suatu negara atau organisasi dapat
di kenal melalui warna.
12. Bunyi
Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara
dari mulut, maka bunyi yang dimaksudkan di sini adalah suara yang di keluarkan
dari berbagai benda. Misalnya, lonceng letusan senjata, beduk, tepuk tangan,
peluit, dll.[11]
13. Bau
Bau juga menjadi kode nonverbal. Selain digunakan
untuk melambangkan status seperti kosmetik, bau juga dapat dijadikan sebagai
petunjuk arah. Misalnya posisi bangkai, atau bau karet terbakar dan semacamnya.[12]
14. Emosi
Sering kali orang menggambarkan seseorang sebagai
terlalu emosional atau tidak cukup emosional. Ada orang yang dapat
meyembunyikan emosinya dengan baik, sedangkan yang lain seperti buku yang
terbuka sehingga semua orang dapat melihatnya. Emosi merupakan kecenderungan-kecenderungan
yang dirasakan terhadap rangsangan.
Kecenderungan yang dirasakan merupakan reaksi
fisiologis internal terhadap seseorang. Emosi mempunyai suatu kekuatan untuk
memotivasi suatu tindakan. Apabila kita mengalami emosi terutama yang kuat,
makan akan muncul perubahan-perubahan secara badaniah, jantung kita berdetak
keras, tekanan darah naik, pengeluaran adrenalin bertambah, dan biji mata
membelalak, badan gemetar atau berkeringat. Kesemuanya itu hanya sebagian dari
reaksi fisiologis yang terjadi.
Komunikasi non verbal memang relatif
lebih sulit untuk dipelajari karena tidak memiliki struktur yang jelas dan
terkadang multitafsir. ketika anda menggeleng-gelengkan kepala sebagai tanda
“tidak” didepan orang india, mereka justru menafsirkan menggeleng-gelengkan
kepala sebagai tanda “iya”. bentu-bentuk komunikasi nonverbal memang rentan
dengan penafsiran ganda/multitafsir.
Selain itu, bentuk-bentuk komunikasi
nonverbal juga sering muncul secara tiba-tiba atau sepontan dan kadang tidak
dapat diperkirakan. ketika seorang perempuan digoda, tiba-tiba dalam hitungan
detik dia langsung diam cemberut dan jutek. sikap seperti itu jika di
nonverbalakan maka akan berbunyi, “jangan ganggu saya”.
Hal itu adalah salah satu contoh
bentuk komunikasi nonverbal. meskipun demikian, dalam kehidupan sehari-hari
komunikasi nonverbal banyak digunakan. bentuk-bentuk komunikasi nonverbal ini
biasanya akan dengan tanpa sadar telah dilakukan. menggeleng, mengangguk, dan
melambaikan tangan adalah contoh dari komunikasi nonverbal. Pada praktelnya,
komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal berjalan beriringan. saling
mekengkapi dan menambah kesan pada makna yang akan disampaikan.
[1] Budianta, dan Mona. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta.
Kencana Pranada Media Group. 2011:129
0 komentar:
Posting Komentar