2.1 Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non –verbal (NVC-non-verbal communication) dilakukan
dengan kode-kode presentasional seperti gerak tubuh, gerakan mata, ataupun
kualitas suara. Kode-kode tersebut hanya dapat memberikan pesan pada saat pesan
tersebut sedang terjadi atau sedang dilakukan (saat ini dan sekarang). Kode
seperti ini disebut dengan kode presentasional. Kode presentasional memiliki
dua fungsi,antara lain[1]:
1.
Memberikan
informasi mengenai pembicara atau situasi yang dialaminya sehingga pendengar
bisa belajar berbagai hal yang terkait dengan pembicara seperti
identitas,emosi, sikap, posisi sosial dan sebagainya.
2.
Fungsi kedua
adalah Manajemen interaksi.
Kode-kode
presentasional digunakan untuk mengatur hubungan seperti apa yang diinginkan
oeh pengirim pesan (komunikator) dengan pihak yang diajak berkomunikasi.
Tubuh manusia adalah transmisi utama dari kode-kode presentasional.
Argyle(1972) mendaftar sepuluh kode-kode presentasional dan menyarankan
beberapa makna yang dapat mereka
kirimkan, yaitu sebagai berikut:
1.
Kontak mata.
Kontak mata juga mengacu sebagai pandangan atau tatapan, ialah
bagaimana dan seberapa sering kita melihat pada orang dan dengan siapa kita
berkomunikasi. Kontak mata menyampaikan banyak makna. Hal ini menunjukkan apakah kita menaruh
perhatian dengan orang yang berbicara dengan kita. Bagaimana kita melihat atau
menatap pada seseorang dapat menyampaikan serangkaian emosi seperti
marah,takut, atau rasa sayang. Meskipun
jumlah kontak mata bebeda dari seseorang ke orang lain, dan dari satu situasi
ke situasi lain, hasil studi menunjukkan bahwa pembicara dapat bertahan dalam
melakukan kontak mata sekitar 40% dari waktu berbicara dan sebanyak 70% mendengar
dari waktu pembicaraan (knapp & hall,2002).
Kontak mata sering kali mengisyaratkan status dan agresi. Menatap
terlalu lam, atau membelalak pada seseorang cenderung untuk ditafsirkan sebagai
isyarat dominan atau agresif. Tentu saja, dalam beberapa segmen masyarakat,
menatap berkepanjangan berarti mengundang untuk berkelahi secara fisik. Bahkan,
tidak melakukan kontak mata sama sekali kepada seseorang, secara ironis dapat
juga berarti sebagai isyarat dominan atau berkuasa.[2]
2.
Kontak
tubuh
Siapa yang kita sentuh dan
dimana serta kapan kita menyentuhnya dapat mengirimkan pesan-pesan penting
mengenai hubungan.
Ekspresi wajah merupakan pengaturan dari otot-otot muka untuk
berkomunikasi dalam keadaan emosional atau reaksi terhadap pesan-pesan.
Ekspresi wajah penting dalam menyampaikan keenam dasar emosi yaitu
kegembiraan,kesedihan, kejutan, ketakutan, kemarahan, dan kemuakan.
4.
Emosi
Emosi merupakan kecendrungan-kecendrungan yang dirasakan terhadap
rangsangan. Karena emosi itu adalah perasaan dan perasaan adalah emosi akan
digunakan secasara silih berganti dalam arti yang sama (Weaver II,1993)emosi
mempunyai kekuatan untuk memotivasi suatu tindakan. Apabila kita mengalami
emosi terutama yang kuat, maka akan muncul perubahan-perubahan secara
badaniah,. Jantung kita berdetak keras, pencernaan terganggu, dan biji mata
membelalak. Badan gemetar atau berkeringat dan air mata menetes. Kesemuanya itu
hanya bagian dari reaksi fisiologis yang terjadi.
5.
Gerak isyarat
Gerak isyarat atau gesture
merupakan gerakan tangan, lengan, dan jari-jari yang kita gunakan untuk
menjelaskan atau untuk menegaskan.jadi, apabila seseorang mengatakan”kira-kira
setinggi ini” atau “hampir sebulat ini” kita berharap untuk melihat gerak isyarat
mengikuti penjelasan verbal. Manusia berbeda dalam jumlah gerak isyarat yang
digunakan untuk mengikuti ucapan
verbalnya. Ada orang yang “berbicara dengan tangannya” jauh lebih banyak dari
yang lainnya.
6.
Sikap badan
Sikap badan atau posture
merupakan posisi dan gerakan tubuh. Sering kali postur berfungsi untuk
menyampaikan informasi mengenai adanya penuh perhatian,rasa hormat, dan
kekuasaan. Postur bisa juga mengindikasiakan emosional, terutama derajad
ketegangan ataupun relaksasi. Menariknya, postur lebih kurang bisa dikendalikan
dibandingkan dengan ekspresi wajah: kecemasan yang tidak tampak di wajah bisa
terlihat melalui postur tubuh.
7.
Sentuhan
Sentuhan atau touch secara formal dikenal sebagai haptics, ialah
menempatkan bagian dari tubuh dalam kontak dengan sesuatu. Ini merupakan bentuk
pertama dari komunikasi non verbal yang kita alami. Bagi seorang balita, sentuhan merupakan alat
utama untuk menerima pesan-pesan
mengenai perkenalan dirinya, kita gunakan tangan kita, lengan kita dan
bagian-bagian tubuh lainnya untuk menepuk, merangkul, mencium, mencubit, dan
lainnya melalui sentuhan, kita mengkomunikasikan macam-macam emosi dan pesan.
8.
Anggukan kepala
Kode ini terutama digunakan di dalam manjemen interaksi, terutama
pada percakapan/pidato yang saling bergantian. Satu kali anggukan mungkin
membrikan kesempatan pihak lain untuk terus berbicara,sedangkan anggukan cepat
mengindikasikan keinginan unuk berbicara.
9.
Kedekatan jarak
Seberapa dekat jarak kita dengan seseorang dapat memberikan pesan
mengenai hubungan kita dengan orang
tersebut. Jarak kurang dari tiga kaki adalah intim;tiga kaki disebut
semi-publik dan seterusnya.
10.
Orientasi
Bagaimana kita menempatkan diri kita pada sudut tertentu terhadap
orang lain adalah cara lain untuk menyampaikan pesan dengan hubungan. Salnjg
berhubungan dengan seseorang dapat mengindikasikan keintiman ataupun agresi;
memposisikan 90% dari orang lain mengindikasikan posisi kooperatif;dan seterusnya.
Komunikasi nonverbal adalah
komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya
digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap
dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat
dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin
menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
2.2
Klasifikasi
pesan komunikasi non verbal
Klasifikasi Pesan Nonverbal Jalaludin
Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
a)
Pesan kinesik.
Pesan kinesik adalah Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari
tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
1.
Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit
sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan,
kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.
Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai
berikut
·
Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan
ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang
objek penelitiannya baik atau buruk; -
·
Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak
berminat pada orang lain atau lingkungan; -
·
Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan
dalam situasi situasi;
·
Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian
individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan
adanya atau kurang pengertian.
2.
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian
anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.
3.
Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan
anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:
·
Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak
sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak
bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif
·
Power mengungkapkan status yang tinggi pada
diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di
depan anda, dan postur orang yang merendah;
·
Responsiveness, individu dapat bereaksi secara
emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak
berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
b)
Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan
jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita
dengan orang lain.
c)
Pesan artifaktual diungkapkan melalui
penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap,
orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan
persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah
upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
d)
Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal
yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal
yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.
Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa. Pesan
sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu
menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan
dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah,
bercanda, dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan
(wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan
keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
e)
Pesan
sentuhan dan bau-bauan.
Alat
penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang
disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat
mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan,
terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga
untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan
emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
2.3 Fungsi Pesan Komunikasi Nonverbal
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis.
Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku
nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini,
peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat
nonverbal.Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi.
Menurut Verderber et al.(2007),komunikasi nonverbal memiliki fungsi sebagai
berikut[4]:
1.
Melengkapi informasi.
Kebanyakan
informasi atau iusi sebuah pesan disampaikan secara nonverbal. Isyarat-isyarat
nonverbal kita dapat mengulang,mensubtitusi,menguatkan atau mempertentangkan
pesan verbal kita. Kita dapat menggunakan isyarat-isyarat non verbal untuk
mengulangi apa yang telah kita katakan secara verbal. Kita dapat menggunakan
isyarat-isyarat nonverbal untuk mengulangi apa yang telah kita katakan secara
verbal. Apabila anda mengatakan “tidak”dan menggelengkan kepala pada saat yang
sama, anda telah menggunakan isyarat nonverbal untuk mengulang apa yang telah
anda katakan secara verbal.
2.
Mengatur interaksi
Kita mengelola sebuah
interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara dan kadang-kadang melalui isyarat nonverbal yang jelas kita
gunakan perubahan atau pergederan dalam kontak mata, gerakan kepala yang
perlahan, bergeser dalam sikap badan, mengangkat alis, menganggukkan kepala
memberitahukan pihak lain kapan boleh melanjutkan,mengulang,menguraikan,
bergeags atau berhenti. Ingat akan saat-saat diamanaanda telah memberi isyarat
secara nonverbal kepada pihak lain bahwa anda harus meninggalkan interaksi. Anda
dapat mengurangi jumlah kontak mata yang
anda lakukan dengan orang lain, berikan respon atau jawaban singkat, kurangi
ekspresi muka,berpaling atau bergeser
dari orang lain.
3.
Mengekspresikan atau
menyembunyikan emosi dan perasaan.
secara alternatif kita dapat
menggunakan perilaku nonverbal untuk menutupi perasaan lita yang sebenarnya.
Namun,lebih sering daripada tidak, kita menunjukkan emosi kita yang sebenarnya
secara nonverbal daripada menjelaskan emosi kita dengan kata-kata.
Muka karena malu merupakan
contoh yang terbaik berupa penampilan yang kurang hati-hati mengenai emosi.
4. Menyajikan sebuah citra.
Manusia mencoba
menciptakan kesan mengenai dirinya melalui cara-cara dia tampil dan bertindak .
kebanyakn pengelolaan kesan terjadi melalui saluran nonverbal. Manusia dapat
secara hati-hati mengembangkan citra melalui pakaian, merawat diri, perhiasan,
dan milik pribadi lainnya. Orang tidak hanya menggunakan komunikasi nonverbal
untuk mengomunikasikan citra pribadi, tetapi dua orang dapat menggunakan isyarat-isyarat
nonverbal untuk menyajikan citra atau identitas hubungan.
5. Memperlihatkan kekuasaan dan kendali.
Banyak perilaku nonverbal
merupakan isyarat dari kekuasaan, terlepas dari apakah mereka bermaksud
menunjukkan kekuasaan dan kendali. Coba bayangkan bagaiman amanajer tingakat
tinggi memperlihatkan status dna bagaimana karyawan bawahan mengakui status itu
melalui perilaku nonverbal. Manajer mengenakan baju gaya eksekutif, perabotan
kantor seperti meja kursi yang besar dan mahal, berjalan dan berbicara penuh
wibawa. Bawahan menunjukkan rasa hormat dengan menatap dan mendengarkan dengan
penuh perhatian apabila manajer berbicara, tidak menginterupsi, memohon izin
atau minta waktu untuk memasuki ruang kerja manajer.
Paul Ekman menyebutkan ada lima fungsi pesan
nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yaitu[5]:
a.
Emblem: Gerakan mata tertentu merupakan simbol
yang memiliki kesetaraan
dengan simbol
verbal. Kedipan mata dapat mengatakan,”Saya tidak sungguh-sungguh”.
b.
Ilustrator Pandangan kebawah dapat menunjukkan
depresi atau kesedihan.
c.
Regulator Kontak mata berarti saluran
percakapan terbuka. Memalingkan mata menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
d.
Penyesuain Kedipan mata yang cepat meningkat
ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons tidak disadari yang
merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
e.
Affect display, Pembesaran manik mata (pupil
dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan
perasaan takut, terkejut, atau senang.
Sementara itu, Dale
G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems,
menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat signifikan. Yaitu:
1.
Factor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak
menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada
gilirannya orang lainpun lebih banya ’membaca’ pikiran kita lewat
petunjuk-petunjuk nonverbal.
2.
Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang
pesan verbal.
3.
Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh
komunikator secara sadar.
4.
Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat
diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi
metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud
dan makna pesan. Diatas telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi
repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
5.
Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan
dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam
paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi.
Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
6.
Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi
komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara
tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain
secara implisit (tersirat).
0 komentar:
Posting Komentar